Mantan Bodiguard Korut Ungkapkan Vila Rahasia Dinasti Kim: Bila Pimpinan Mati, Kami Juga Mati
SEOUL - Seorang bekas bodiguard atau ajudan Korea Utara (Korut) sudah menaruhkan nyawanya untuk share rahasia gelap dinasti Kim yang berkuasa di negara komunis itu. Ia mulai bicara hal vila-vila rahasia punya dinasti si penguasa.
Pada sebuah interviu yang disiarkan oleh aliran YouTube "DimpleVideo", bekas bodiguard yang dikenali sebagai Kang Jin memberi detil mengenai apa yang ia claim sebagai dunia individu yang sarat dengan vila-vila rahasia, perundangan makan eksklusif, dan kerahasiaan. "Saya diajari jika pimpinannya wafat, kami juga mati," kata Kang, yang larikan diri dari pemerintahan Pyongyang di tahun 2016 sesudah lebih satu dasawarsa menjaga Kim Jong-il.
Saya Tidak Tahu Apapun Mengenai Itu Kim Jong-il ialah almarhum pimpinan Korut yang ayah pimpinan Korut yang saat ini, Kim Jong-un. "Cuma orang mati yang simpan rahasia. Tersebut ketentuannya," lanjut narasi Kang. Kang baru berumur 17 tahun saat ia diambil ke Unit 97, sebuah korps elite yang bekerja membuat perlindungan keluarga penguasa negara. Sepanjang 13 tahun, ia bergiliran berkunjung tempat tinggal Kim yang paling peka —termasuk Wonsan, Songam, dan Changseong—dan bahkan juga berlari dari sisi iringan mobil si pimpinan sepanjang pembicaraan antar-Korea. "Beberapa tempat ini bukanlah untuk masyarakat," ucapnya. "Beberapa tempat ini cuma ada untuk keluarga Kim.
Bahkan juga putra-putra Kim Jong-il sendiri juga tidak selamanya dapat masuk. Semua mengenai eksklusivitas, semuanya mengenai kekuasaan," tuturnya, yang dikutip news.com.au, Senin (8/9/2025). Kompleks-kompleks itu, yang dikenali sebagai teukgak, menyebar di lanscape paling asri di negara Korut.
Mereka terlarang untuk masyarakat Korea Utara biasa dan dijaga erat oleh pasukan yang diambil berdasar background keluarga, performa, dan kesetiaan mereka. "Demikian Anda masuk pada usia 17 tahun, Anda tidak dapat keluar sepanjang 13 tahun," kata Kang. "Kami diperintah untuk hidup dan mati untuk Pimpinan Paling tinggi. Bila ia mati, kami juga mati." Kang menjelaskan malam-malam di kompleks itu sering ikuti skema sama.
Sesudah gelap, beberapa mobil eksklusif akan melalui gerbang dan pada jam 20.00 atau 22.00 malam, seperti perayaan akan diawali. "Beberapa mobil banyak yang datang, musik mulai diputar, dan acara pesta berjalan sampai jam dua atau tiga pagi," claim-nya. "Gadis-gadis paling cantik, berumur 17 sampai 20 tahun, dibawa masuk. Mereka bahkan juga belum dewasa. Mereka bergabung dalam regu selingan. Mereka menari, menyanyi, dan melipur," tambah Kang.
"Semua terbaik, daging terbaik, minuman terbaik, wanita-wanita terbaik," kata Kang. "Dalam pada itu, di luar, beberapa orang kelaparan." Ia mengklaim penjaga seperti dianya sebelumnya tidak pernah diundang masuk. "Kami mengantisipasi.
Kami dapat dengar musiknya, tapi kami sebelumnya tidak pernah masuk. Peranan kami ialah menjaga rahasia. Kami dikasih tahu jika bahkan juga nyawa kami ialah kepunyaannya," sambungnya. Kang mengklaim korps ajudan hanya satu diantara roda pendorong dalam mekanisme yang bertambah luas yang direncanakan untuk mencekik informasi dan tegakkan kesetiaan. "Anda diputuskan berdasar tiga hal: background keluarga, performa, dan kesetiaan Anda," ucapnya. "Bila Anda tidak mempunyai satu diantaranya, Anda tersisih." Beberapa aturan itu menggambarkan mekanisme songbun yang mengelompokkan 25 juta masyarakat Korea Utara berdasar nenek moyang dan kesetiaan mereka ke pemerintahan.
Radio dan tv digembok untuk aliran negara, media asing dilarang, dan beberapa anak diindoktrinasi semenjak umur dini. "Kami tumbuh dengan kepercayaan jika keluarga Kim seperti dewa," kata Kang. "Anda tidak menanyakan. Anda cuma taat." Kang bahkan juga mengklaim jika ia dan beberapa rekannya dikasih kuasa untuk tembak masyarakat sipil pada tempat, bila mereka terlampau dekat sama kompleks. "Bila seorang ada di pagar, kami segera tembak," ucapnya. "Demikianlah langkah Anda memperoleh imbalan.
Ketentuannya terang: cuma orang mati yang simpan rahasia." Saat Kang didemobilisasi dari kedudukannya pada umur 31 tahun, ia menjelaskan ia merasakan dianya ada di negara yang nyaris tidak ia mengenal. Kontras di antara kelebihan yang ia menjaga dan penderitaan yang ia tonton di luar tembok mengagetkannya. "Saya menyaksikan mayat-mayat di jalan, keluarga-keluarga jual apa untuk tetap bertahan hidup," ucapnya. "Saya kehilangan istri saya karena TBC. Saya bahkan juga tidak dapat membuat perlindungan keluarga saya.
Dalam pada itu, pimpinan pesta tiap malam. Itu merusak saya." Ia menjelaskan kepercayaannya pada pemerintahan roboh secara cepat sesudah menyaksikan deskripsi utuhnya. Ia mengklaim jika ia ditampik untuk naik kedudukan karena famili jauhnya bisa dibuktikan membelot. Hadapi dengan kelaparan yang tanpa henti, Kang menjelaskan ia mengetahui jika ia tidak punyai masa datang.
"Saya memberi 13 tahun kesetiaan," ucapnya. "Saya tidak memperoleh balasan apa pun itu." Ia pada akhirnya mengetahui jika cuma ada satu jalan di depan, betapapun mematikannya. Diakuinya seberangi Sungai Amnok ke arah China pada siang berlubang untuk coba hidup di luar pemerintahan totaliter. "Waktu itu musim dingin.
Saya berpikir saya akan mati," ucapnya. "Tetapi saya memutuskan untuk ambil dampak negatif mati dibanding terus hidup semacam itu. Saya cuma bawa sedikit keinginan—dan semua kemarahan saya."
Baca Juga : Turki Sanggah Terturut dalam Sangkaan Gagasan Pembunuhan Menteri Israel Ben Gvir
Dakwaan Kang gabung dengan daftar panjang cerita pengkhianat yang sudah mengklaim bagaimana dinasti penguasa Korea Utara bekerja, memercayakan kerahasiaan, propaganda, dan hukuman. Sejarah kekinian bangsa ini sudah ditetapkan oleh cengkraman besi tiga pimpinan, semua dari keluarga sama. Semua diawali Kim Il-sung, yang membangun negara di tahun 1948 dan membuat kultus personalitas. Putranya, Kim Jong-il, yang perdalam negara polisi.
Dan putra Kim Jong-il, Kim Jong-un, yang saat ini memakai pemantauan digital kekinian dengan pengembangan nuklir. Mekanisme ini keat dalam pengontrolannya—izin perjalanan, "sesion kritikan pada tempat kerja", unit pemantauan setiap lingkungan.
Ketidaksamaan opini, atau sedikit juga ketidaksamaan opini, dihapus dengan struktural dengan perasaan takut menyalahi ketentuan, bahkan juga seujung jemari juga, yang dimasukkan semenjak lahir. Kang, seperti sejumlah pengkhianat public yang lain, pahami jika bahkan juga sesudah larikan diri, bernada masih tetap mencelakakan dianya. Pyongyang diketahui mengarah beberapa pengkhianat di luar negeri, dan keluarga yang ditinggal ada di belakang kerap hadapi hukuman beringas.
Tetapi, ia menjelaskan ia harus bercerita ceritanya untuk memperlihatkan ke dunia bagaimana kehidupan dalam dianya. "Saya dicuci otak untuk yakin jika ia ialah dewa," ucapnya. "Tetapi yang saya saksikan ialah acara pesta pora, kekejaman, kelaparan. Beberapa orang harus tahu. Mereka harus tahu kebenarannya."
0 Comments