https://www.beritaterkinidunia.online/ 2025-07-30T11:39:29+00:00 1.00 https://www.beritaterkinidunia.online/2025/07/kemlu-masalah-pasif-tanggapi.html 2025-07-30T11:39:29+00:00 0.80 Iran Menggantung Masyarakatnya atas Dakwaan Jadi Mata-mata Mossad semenjak 2022

Breaking News

Iran Menggantung Masyarakatnya atas Dakwaan Jadi Mata-mata Mossad semenjak 2022

 Iran Menggantung Masyarakatnya atas Dakwaan Jadi Mata-mata Mossad semenjak 2022

https://www.beritaterkinidunia.online/2025/09/iran-menggantung-masyarakatnya-atas.html

TEHERAN - Faksi berkuasa Iran sudah jalankan eksekusi menggantung pada seorang pria lokal di hari Rabu sesudah dipastikan bersalah menjadi mata-mata untuk tubuh intelijen Israel; Mossad. Menurut pengadilan, terpidana telah mengungkapkan rahasia negara ke Zionis Israel semenjak 2022.

Set Shahbazi dilakukan langkah digantung pagi hari ini sesudah jalani proses hukum yang seharusnya dan penetapan hukumannya oleh Mahkamah Agung," begitu pengakuan website pengadilan Iran; Mizan Online. 

Tidak terang kapan Shahbazi diamankan, tapi pengakuan Mizan menjelaskan ia dihukum mati atas pelanggaran berat "kerusakan dari muka bumi" dan "berperang menantang Tuhan".   Mizan memberikan laporan jika ia terturut dalam perancangan dan penempatan mekanisme pendingin industri untuk beberapa perusahaan yang berkaitan dengan organisasi dan sarana militer, keamanan, dan telekomunikasi. 

Baca Juga : Menegangkan! Pria Ini Tembak Mati 3 Polisi yang Akan Tangkapnya

Aksesnya ke beberapa situs ini memungkinkan memberi informasi ke Mossad dengan imbalan uang dan ijin ada di negara asing," lanjut pengakuan Mizan. Semenjak perangnya dengan Israel di bulan Juni, Iran sudah janji agar selekasnya tegakkan keadilan untuk beberapa orang yang didakwa bekerja sama dengan lawan bebuyutannya.

Di bulan Agustus, faksi berkuasa menyelesaikan Roozbeh Vadi—yang bekerja di anak perusahaan Organisasi Energi Atom Iran—setelah memvonisnya bersalah karena memberikan informasi mengenai periset dan sarana nuklir Iran ke Mossad. Di akhir Juli, tubuh intelijen Iran menjelaskan sudah tangkap 20 mata-mata, agen operasional dan simpatisan Mossad, dan komponen-komponen yang berkaitan dengan perwira intelijen pemerintahan Zionis Israel di Teheran dan sejumlah propinsi yang lain. Eksekusi terkini ini jadikan Iran sebagai algojo paling produktif ke-2 di dunia sesudah China, menurut beberapa kelompok hak asasi manusia, termasuk Amnesty International.

Versus Lain mengenai Shahbazi Laporan lain versus Iran International mengatakan jika Set Shahbazi ialah tahanan politik. Ayah dua anak itu sudah dipindah ke sel isolasi di hari Selasa sesudah pengadilan di Teheran menampik keinginan ke-3 nya untuk persidangan kembali, menurut sumber yang dekat sama keluarganya ke Iran International. 

Ia ditahan pada Januari 2024 dan dijatuhi hukuman karena menjadi mata-mata Israel, sebuah dakwaan yang ia sangkal. Beberapa kelompok hak asasi manusia memvisualisasikan proses hukumnya benar-benar tidak adil dan didasari pada pernyataan paksakan yang didapat lewat penganiayaan. "Pengadilan menampik keinginan kami untuk persidangan kembali untuk ke-3 kalinya pagi hari ini dan mengalihkannya ke sel isolasi sekitaran tengah hari," kata sumber itu. "Kami cemas mereka mungkin sudah membawa ke sel isolasi sebagai penyiapan untuk eksekusi," tambah ia. Shahbazi ditahan di penjara Ghezel Hesar, satu diantara penjara paling besar di Iran, yang berada sekitaran 20 km barat laut ibukota, Teheran. 

Hukuman pertama kalinya dijatuhkan pada Mei 2025 oleh Hakim Abolghasem Salavati, yang dijatuhkan ancaman oleh Amerika Serikat di tahun 2019 karena pimpin persidangan yang tidak adil, memaksakan pernyataan, dan jatuhkan hukuman berat ke tahanan politik dan wartawan. Sumber itu menjelaskan Shahbazi sudah mengirimi pesan ke Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di tahun 2022, tawarkan kontribusi menantang agresi Rusia. Beberapa pesan itu selanjutnya dipalsukan oleh kewenangan Iran supaya terlihat seakan-akan diperuntukkan ke Pertama Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan militer Israel, tutur sumber itu.

Mereka tidak mempunyai bukti yang memberatkannya, dan mereka bahkan juga belum memberi lawatan paling akhir ke keluarganya, yang umumnya dilaksanakan saat sebelum eksekusi," ucapnya. Sepanjang penahanannya, faksi berkuasa tempatkan Shahbazi di sel bersama seorang tahanan yang disebut anggota ISIS. 

Seakan-akan mereka menyengaja ingin ia dibunuh di penjara. Saat keluarganya mendatanginya sekian hari selanjutnya, ke-2 matanya bengkak," kata sumber itu. Shahbazi dipaksakan untuk menulis pernyataan yang didiktekan janji jika hukuman matinya akan diringankan menjadi 3 tahun bila ia menandatanganinya di muka advokatnya, menurut sumber itu. "Ia menampik tanda-tangani karena ia tidak lakukan beberapa hal tersebut. 

Baca Juga : Sekedar Info Berita 

Mereka bahkan juga menyisipkan halaman-halaman yang bukan tulisannya dan meminta untuk tanda-tangani, tapi ia tidak melakukan. Meski begitu, pengadilan jatuhkan hukuman mati padanya berdasar catatan dikte yang tidak diberi tanda tangan," lanjut sumber itu. Sumber itu menjelaskan faksi berkuasa memercayakan pengakuan paksakan dari Esmail Fekri, yang dilakukan di bulan Juni sesudah dijatuhi hukuman karena menjadi mata-mata untuk Israel. 

Beberapa kelompok hak asasi juga manusia memvisualisasikan persidangannya tidak adil. "Mereka menjelaskan padanya bila diakuinya menantang Set (Shahbazi), mata uang kripto kepunyaannya akan dibalikkan padanya. Ia bahkan juga selanjutnya menulis surat yang mengatakan jika ia dipaksakan untuk membikin pernyataan itu," kata sumber itu.


0 Comments

© Copyright 2022 - Seputar Berita Dunia