https://www.beritaterkinidunia.online/ 2025-07-30T11:39:29+00:00 1.00 https://www.beritaterkinidunia.online/2025/07/kemlu-masalah-pasif-tanggapi.html 2025-07-30T11:39:29+00:00 0.80 7 Argumen Gen Z Nepal Turun ke Jalanan, Salah Satunya Trend #NepoBaby dan #NepoKids

Breaking News

7 Argumen Gen Z Nepal Turun ke Jalanan, Salah Satunya Trend #NepoBaby dan #NepoKids

 7 Argumen Gen Z Nepal Turun ke Jalanan, Salah Satunya Trend #NepoBaby dan #NepoKids

7 Argumen Gen Z Nepal Turun ke Jalanan, Salah Satunya Trend #NepoBaby dan #NepoKids

KATHMANDU - Pertama Menteri Nepal , KP Sharma Oli, sudah memundurkan diri susul amarah public atas meninggalnya 22 orang dalam benturan polisi dengan demonstran antikorupsi. Kantornya menjelaskan jika dia memundurkan diri untuk buka jalan untuk jalan keluar konstitusional untuk protes besar yang dipegang oleh pemuda atas dakwaan korupsi yang semakin makin tambah meluas dan dipacu oleh larangan sosial media, yang sekarang sudah ditarik.

Protes beralih menjadi kekerasan saat beberapa ribu orang - banyak yang mengenali diri mereka sebagai Gen Z lewat plakat dan banner - turun ke jalan di Kathmandu di hari Senin. Nyaris 200 orang diprediksi cedera dalam benturan dengan polisi, yang memakai gas air mata, meriam air, dan peluru tajam saat beberapa demonstran memanjat tembok parlemen dan beberapa gedung sah yang lain. Protes bersambung di hari Selasa, dengan beberapa pengunjuk rasa membakar gedung parlemen, basis besar Partai Konferensi Nepal, dan rumah bekas perdana mentri Sher Bahadur Deuba. 

Rumah sejumlah politikus yang lain dirusak. 7 Argumen Gen Z Nepal Turun ke Jalanan, Salah Satunya Trend #NepoBaby dan #NepoKids 1. Larangan Media Sosial Merilis BBC, sosial media adalah sisi besar dari kehidupan warga Nepal. Bahkan juga, negara ini mempunyai satu diantara tingkat pemakai per kapita paling tinggi di Asia Selatan. Demo dipacu oleh keputusan pemerintahan minggu kemarin untuk larang 26 basis sosial media, termasuk WhatsApp, Instagram, dan Facebook, karena tidak berhasil penuhi tenggang waktu registrasi ke Kementerian Komunikasi dan Tehnologi Informasi Nepal. Beberapa kritikus mendakwa pemerintahan berusaha menahan kampanye antikorupsi dengan larangan itu, yang selanjutnya ditarik pada Senin malam. 

Walaupun larangan itu adalah katalisator kekacauan sekarang ini, beberapa demonstran salurkan kekecewaan lebih dalam pada kewenangan negara. Saya Menyesal Ada Gempuran Israel 2. Geram sesudah 19 Pengunjuk Rasa Meninggal Demo yang terjadi selanjutnya beralih menjadi kekerasan di Kathmandu dan kota-kota lain di Nepal, dengan 19 demonstran meninggal dalam benturan dengan polisi di hari Senin. Menteri Komunikasi Nepal, Prithvi Subba, menjelaskan ke BBC di hari yang masih sama jika polisi mau tak mau memakai kekerasan - termasuk meriam air, pentungan, dan shooting peluru karet. 

Sejumlah demonstran sukses menerobos batasan gedung parlemen di Kathmandu, yang menggerakkan polisi untuk berlakukan jam malam disekitaran beberapa gedung pemerintahan khusus dan mempererat keamanan. Di hari Selasa, beberapa demonstran membakar gedung parlemen di ibukota Kathmandu, mengakibatkan asap hitam tebal mengepul ke langit. Beberapa gedung pemerintah dan beberapa rumah beberapa pimpinan politik terserang di semua negeri.

Minimal 3 orang disampaikan meninggal di hari Selasa, hingga keseluruhan korban meninggal menjadi minimal 22 orang semenjak kekacauan diawali. Beberapa korban cedera sudah dibawa ke rumah sakit di tempat di mana massa sudah bergabung. BBC Nepali bicara dengan beberapa dokter yang menjelaskan mereka sudah menjaga cedera tembak dan cedera karena peluru karet. 

Polisi menjelaskan sejumlah petugas cedera, dalam jumlah korban diprediksi akan bertambah. 3. Demo Berbuntut pada Kekacauan dan Perampokan Pada Selasa malam, panglima militer Nepal, Jenderal Ashok Raj Sigdel, keluarkan pengakuan yang mendakwa beberapa pengunjuk rasa manfaatkan kritis sekarang ini dengan menghancurkan, mengambil, dan membakar property public dan individu. Bila kekacauan bersambung, pengakuan itu menjelaskan, "semua instansi keamanan, termasuk Angkatan Darat Nepal, memiliki komitmen untuk mengontrol keadaan." Ketika yang masih sama, Jenderal Ashok Raj Sigdel mengundang beberapa demonstran untuk berkomunikasi buat temukan jalan keluar atas kekacauan terjelek di Nepal pada beberapa dasawarsa. 

Tetapi, belum juga tahu siapakah yang pimpin negara sekarang ini. Pengakuan militer tidak menerangkan perlakuan apa yang hendak diambil, atau apa mereka akan memakai kekerasan untuk mengontrol beberapa demonstran. Tetapi, mereka telah turun ke jalan untuk mengontrol mereka yang "berusaha manfaatkan keadaan jelek di negara ini dan terturut dalam perampokan, pembakaran, dan vandalisme". 

Pun tidak terang siapa yang hendak sebagai wakil beberapa demonstran bila mereka berkomunikasi dengan militer. Protes-protes ini tidak dipegang oleh sesuatu barisan atau pribadi, dan malah berawal sebagai tanggapan pada ajakan di basis sosial media. Salah satu figur politik yang dengan terbuka memberikan dukungan protes ini ialah Wali Kota Kathmandu, Balen Shah. 

Dia sudah minta supaya beberapa demonstran mengendalikan diri lewat akun media sosialnya. 4. Memercayakan Kemampuan Kelompok Angkatan Z Dengan adanya banyak orang, protes ini berlainan dari yang dulu pernah terjadi awalnya di Nepal. 

Beberapa pengunjuk rasa mengenali diri sebagai Gen Z, dan istilah ini sudah menjadi lambang persatuan di sepanjang pergerakan. Walaupun tidak ada titik sentra kepimpinan, beberapa kelompok pemuda sudah ada sebagai kemampuan pendorong, mengatakan tindakan dan share informasi terbaru secara online.

Mahasiswa dari beragam perguruan tinggi dan kampus di beberapa kota besar Nepal - Kathmandu, Pokhara, dan Itahari - diundang untuk gabung dengan seragam, sekalian menggenggam buku, sedangkan video yang tersebar di sosial media memperlihatkan bahkan juga beberapa anak sekolah juga berperan serta dalam pawai. 5. Menuntut Disudahinya Praktek Korupsi Dua tuntutan khusus mereka terang: pemerintahan mengambil larangan sosial media, yang sekarang terjadi, dan beberapa petinggi akhiri apa yang mereka sebutkan "praktek korupsi". 

Beberapa demonstran, umumnya mahasiswa, menyangkutkan penutupan sosial media dengan limitasi kebebasan bicara, dan dakwaan korupsi yang semakin makin tambah meluas di kelompok politikus. "Kami ingin akhiri korupsi di Nepal," tutur Binu KC, seorang mahasiswa berumur 19 tahun, ke BBC Nepali. "Beberapa pimpinan cuma janjikan satu perihal sepanjang pemilu, tapi sebelumnya tidak pernah memenuhinya. 

Mereka ialah pemicu dari banyak sekali permasalahan." Dia menambah jika larangan sosial media sudah mengusik pendidikannya, batasi akses ke kelas online dan sumber belajar. Subhana Budhathoki, seorang inisiator konten, mengumandangkan rasa frustrasinya: "Angkatan Z tidak stop sekarang ini. Protes ini tidak cuma mengenai sosial media - ini mengenai membekap suara kami, dan kami tidak biarkan itu terjadi." 6. Meluas #Nepo Baby dan #Nepo Kids. 

Apa itu trend 'NepoKids' dan bagaimana hubungannya dengan protes-protes ini? Keunikan protes ini ialah meluasnya pemakaian dua jargon #Nepo Baby dan #Nepo Kids. Ke-2 istilah ini makin terkenal di sosial media pada beberapa pekan terakhir sesudah beberapa video yang memperlihatkan pola hidup eksklusif beberapa politikus dan keluarga mereka menjadi trending di Nepal. 

Baca Juga : 4 Peraturan Spanyol untuk Menekan Israel Hentikan Genosida di Gaza

Beberapa demonstran memiliki pendapat jika beberapa orang ini nikmati keberhasilan dan kemewahan tanpa maksud tertentu, hidup dari uang public sementara masyarakat Nepal biasa berusaha. Video trending di TikTok dan Instagram sudah memperbandingkan pola hidup eksklusif keluarga politik — yang mengikutsertakan baju pendesain, perjalanan ke luar negeri, dan mobil eksklusif — dengan realita pahit yang ditemui golongan muda, termasuk pengangguran dan migrasi paksakan. 

Jargon-slogan itu sudah menjadi lambang frustrasi lebih dalam pada kesenjangan, karena beberapa demonstran memperbandingkan kehidupan golongan elit dengan kehidupan masyarakat biasa. 7. Merealisasikan Alih bentuk Pemerintah Walaupun perdana mentri sudah memundurkan diri, belumlah jelas siapa yang hendak menukarkannya—atau apa yang hendak terjadi seterusnya, karena nampaknya tidak ada yang bertanggungjawab. 

Sejumlah pimpinan, termasuk beberapa menteri, disampaikan sudah berlindung di pasukan keamanan. Beberapa demonstran selama ini beberapa sudah melawan jam malam tanpa batasan waktu di Kathmandu dan sekelilingnya. 

Beberapa demonstran menuntut responsibilitas dan reformasi dalam pemerintah. Tetapi, bila pemerintahan tidak berhasil terturut secara krusial, beberapa riset mengingatkan jika kekacauan dapat makin bertambah, khususnya karena mahasiswa dan golongan masyarakat sipil ikut.

0 Comments

© Copyright 2022 - Seputar Berita Dunia