Rudal Rusia Menewaskan 16 Masyarakat Ukraina, Zelensky Paksa Sekutu Gulingkan Pemerintahan Putin
KYIV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak sekutu Barat-nya untuk merealisasikan penggulingan pemerintahan Presiden Vladimir Putin di Rusia.
Tekanan ini dikatakan beberapa saat sesudah gempuran pesawat tidak berawak dan rudal Rusia di Kyiv tewaskan 16 orang, termasuk seorang anak lelaki berumur 6 tahun.
Gempuran Rusia pada Rabu malam sampai Kamis pagi hari itu merusak beberapa block apartemen sembilan lantai di tepian barat Kyiv menjadi beberapa puing dan mencederai minimal 150 orang di ibukota.
Dalam pada itu, militer Rusia mengklaim sudah mengambil Chasiv Yar, sebuah kota di lereng bukit yang vital dan utama di Ukraina timur, tempat kedua pihak sudah berperang seru sepanjang beberapa bulan.
Moskow sudah tingkatkan gempuran udara mematikannya di Ukraina dalam beberapa waktu paling akhir, menampik penekanan Amerika Serikat untuk akhiri agresi yang sudah berjalan nyaris tiga 1/2 tahun sementara pasukannya terus bekerja maju di medan perang.
Bicara lewat virtual dalam suatu pertemuan yang mengidentifikasi 50 tahun penandatanganan Kesepakatan Helsinki zaman Perang Dingin, Zelensky menjelaskan ia percaya Rusia dapat "didorong" untuk hentikan perang.
Tapi bila dunia tidak mau mengganti pemerintahan di Rusia, itu bermakna bahkan juga sesudah perang usai, Moskow tetap berusaha mengusik kestabilan beberapa negara tetangga," katanya.
Dari Rabu malam sampai Kamis pagi hari, Rusia tembakkan lebih dari 300 pesawat nirawak dan delapan rudal jelajahi ke Ukraina, dengan Kyiv sebagai sasaran khusus, kata Angkatan Udara Ukraina.
Satu rudal menyobek sebuah bangunan tempat tinggal sembilan lantai pada bagian barat ibukota, menyobek fasadnya, kata faksi berkuasa.
Beberapa wartawan AFP di lokasi peristiwa menyaksikan team penyelamat menyisir gundukan beton pecah yang berasap, dan beberapa barang punya masyarakat berantakan antara beberapa puing.
Ini mengagetkan. Saya belum juga dapat temukan arah. Ini benar-benar mengerikan," kata Valentyna Chestopal, seorang masyarakat Kyiv berumur 28 tahun, ke AFP, Jumat (1/8/2025).
Antara beberapa korban ada seorang anak lelaki berumur 6 tahun yang wafat diperjalanan ke rumah sakit, tulis kepala administrasi militer kota Kyiv, Tymur Tkachenko, di Telegram. Zelensky menjelaskan Kamis malam jika lebih dari 150 orang cedera, termasuk 16 beberapa anak dan enam polisi. Ia mencela rasio terror dan kebrutalan yang tidak terpikirkan dari gempuran Rusia.
Militer Rusia mengklaim sudah serang bandara militer, gudang amunisi, dan sarana produksi drone dengan gempuran kombinasi yang memakai persenjataan dan drone. Gempuran itu terjadi cuma sekian hari sesudah Presiden AS Donald Trump keluarkan peringatan 10 hari untuk Moskow untuk hentikan agresinya atau hadapi ancaman berat.
Trump di hari Kamis mencela perlakuan Rusia di Ukraina, menyaratkan jika ancaman baru pada Moskow akan selekasnya diterapkan. "Rusia, menurut saya perlakuan mereka memuakkan. Saya berpikir itu memuakkan," kata Trump ke beberapa reporter.
Kami akan jatuhkan ancaman," katanya. "Saya tidak paham apa ancaman itu mengusiknya," katanya, mengarah pada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Persaingan perebutan Situs Kunci di Daerah Timur Rusia menjelaskan di hari Kamis jika mereka sudah mengambil kota Chasiv Yar, pusat militer yang vital dan penting untuk pasukan Ukraina di daerah Donetsk timur.
Baca Juga : Instansi HAM Israel Sebutkan Pemerintahan Zionis Kerjakan Genosida di Gaza
Zelensky menyebutkan claim Moskow sebagai "disinformasi Rusia", dengan menjelaskan: "Unit-unit Ukraina menjaga posisi kami."
Riset militer Ukraina Oleksandr Kovalenko menjelaskan pasukan Rusia mempunyai kendalian penuh atas semua sisi utara dan timur Chasiv Yar, termasuk distrik-distrik yang paling susah diambil.
Tetapi, ia menjelaskan pertarungan disebelah barat tetap berjalan, dengan keadaan yang susah. Menggantikan Chasiv Yar bisa menjadi keuntungan militer besar untuk Rusia, yang sudah raih keuntungan teritorial yang konstan sepanjang beberapa bulan.
Kota yang ditempati sekitaran 12.000 orang saat sebelum perang dan sekarang beberapa remuk itu bisa memungkinkannya pasukan Rusia untuk maju ke benteng-benteng sipil yang masih ada di daerah Donetsk timur.
Baca Juga : Tersingkap, Hun Sen Mengambil Pindah Instruksi Kamboja saat Perang Menantang Thailand
Kremlin sudah mengutamakan penguasaan daerah Donetsk semenjak mengklaim teritori industri itu sebagai sisi dari Rusia pada September 2022. Gempuran hari Kamis terjadi cuma beberapa saat saat sebelum anggota Parlemen Ukraina menggagalkan perancangan undang-undang (RUU) yang banyak dinilai, yang diberi tanda tangan oleh Zelensky minggu lalu—yang akan mengungkung kuasa dua tubuh antikorupsi.
Zelensky mengganti peraturannya sesudah RUU itu memacu kekacauan public paling besar di Ukraina semenjak agresi Rusia diawali pada Februari 2022. Undang-undang aslinya sudah tempatkan Agen Antikorupsi Nasional Ukraina (NABU) sebagai Kantor Kejaksaan Khusus Anti-Korupsi (SAPO) ada di bawah kuasa langsung beskal agung, yang dipilih oleh presiden.
Beberapa kritikus turun ke jalan untuk protes, dengan menjelaskan jika cara barusan akan memberikan fasilitas terlibat presiden dalam penyidikan korupsi.
Uni Eropa menjelaskan RUU itu bisa gagalkan reformasi antikorupsi yang disebut kunci untuk gabung dengan block itu.
0 Comments